SOCIAL MEDIA

Wednesday, April 17, 2019

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar

Tahun 2010 menjadi waktu bersejarah bagi saya dan keluarga karena kami akhirnya memasang tv kabel hingga menumpang nonton TLC/AFC tak lagi harus berjubel di rumah saudara yang lebih kaya. Dengan paket tv murah, saya dan Ibu mulai ketagihan menonton acara-acara masak baru yang isinya tak lagi Ibu Siska atau Mas Rudy.


“Ganteng banget itu chefnya!” Ujar saya dalam hati saat mata terpaku di hadapan tv 30inch yang dibeli dari hasil uang pernikahan kakak.

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar - Jamie Oliver

Jamie Oliver the Naked Chef  dan saat itu pula daftar koki favorit saya bertambah. Di luar koki Indonesia saya tentu saja hanya mengenal Gordon Ramsay, well who doesn't? Saya ingat betul kala pertama menonton acara Jamie Oliver, Ia sedang menunjukkan bagaimana caranya memanggang daging kambing. “Orang Indonesia mah jago nih mengolah kambing! Gampang pasti!” Pikir saya.

Malu benar saya dibuatnya ketika Jamie Oliver menunjukkan cara yang luar biasa asing hingga meneror pikiran saya. Daging kambing harus dilumuri berbagai minyak zaitun, rempah, garam dan lada hitam, didiamkan lalu dipanggang sebentar di atas pan panas bersama mentega dan bawang putih lalu dipanggang dalam oven selama beberapa waktu. WOW!!!!!! Selama ini saya hanya tahu kambing disate atau direbus hingga menjadi sop, kesukaan (alm) Bapak. Jadi kambing bisa dibuat kayak steak gitu yah? Norak betul!!!Sudahlah baru punya tv kabel, baru tahu pula cara memanggang kambing. Namun tak apalah, lebih baik belajar sedikit demi sedikit, toh itu niat saya belajar tentang dunia boga.

List koki favorit saya bertambah dan suatu hari tv menayangkan program masak Donna Hay, seorang chef dan pengusaha asal Australia. Donna Hay menyihir saya dengan resep-resep mudahnya. Saya pernah mencoba Frozen Yogurt yang ternyata hanya berupa campuran plain yogurt, frozen mango and banana lalu diblender dan didiamkan semalaman. That bastard was so delicious I made a declaration to eat it till the day I die but that for sure won't happen. Unless I wanna die with diabetes.

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar - Anna Pavlova


Yang kembali membuat mata saya mengerling bak baju barbie palsu adalah resep Pavlova. What the hell was that? Dengan laptop super besar dan koneksi internet seadanya, saya mulai mencari arti Pavlova. Wikipedia menuliskan bahwa Pavlova adalah hidangan penutup yang namanya diambil dari nama seorang Ballerina asal Russia “Anna Pavlova”. Pavlova merupakan hidangan berbasis telur putih yang dikocok kaku bersama gula, zat asam lalu dipanggang dan dihiasi dengan krim kental/buah.

“Menarik” pikir saya. Ibu yang kebetulan juga tertarik dengan dessert bak marshmallow ini pun mengajak saya untuk berbelanja telur dan mencobanya.

Jika bisa berlebihan, maka saya akan bilang sudah ratusan telur kami pecahkan, kuning dan putih dipisahkan, memanggang namun setelahnya tak sudi memakan. Yeap siapa sudi memakan putih telur setengah gosong yang merata dengan loyang? Ibu dan saya akhirnya menyerah. Ntah apa yang salah karena langkah demi langkah sudah dilakukan.

Delapan tahun kemudian saya memberanikan diri untuk kembali mencoba membuat pavlova setelah puluhan resep saya baca dan pelajari. Pilihan jatuh pada resep Zoebakes, seorang pastry chef dan food instagramer asal Amerika yang gemar memberi resep berikut step by stepnya melalui Instagram Story. What a great way to help amateurs.

Mangkuk stainless steel telah dibersihkan, mixer mengilap tak bercela, bahan-bahan berjajar bak prajurit hendak berperang. It's time!

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar - Pavlova

Pavlova dipanggang dengan api besar selama setengah jam lalu api perlahan dikecilkan dan biarkan sang putih telur membentuk cangkang baru bertekstur renyah selama 45 menit berikutnya.

Proses membuat Pavlova tak hanya menyita waktu (apalagi kita harus mendiamkannya di oven panas yang sudah dimatikan apinya selama satu jam setelah selesai dipanggang) tapi juga tenaga. Untunglah matahari belum sempat tenggelam setelah Pavlova selesai. Foto yang bagus masih mungkin masih bisa saya dapatkan walau jam terus bergeser.

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar - Pavlova 2

Pavlova pun terlihat cantik dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari seharusnya. Kesalahannya adalah, saya terlalu besar membentuk lingkaran di atas kertas panggang. Karena putih telur akan melebar dan lebih cepat mengering saat dipanggang. Lesson learned!!!

Krim kental sudah dikocok kaku dengan gula bubuk, dadih lemon berwarna kuning mengilap sudah jadi, buah-buahan segar pun sudah kering setelah dibersihkan. Inilah saatnya menghias!! Tentu saya tak terlalu menyukai kegiatan mempercantik ini, tapi apa bagusnya pavlova raksasa tanpa hiasan?
 
Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar - Pavlova 3

Saya mulai dengan meratakan krim kental di tengah kawah meringue, lalu dadih lemon barulah buah-buahan berupa berries!

Air mata jatuh dari ujung mata. Akhirnya saya bisa membuat hidangan penutup gila ini! Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mempelajari kesalahan dan mengemas tekniknya. Belum lagi alat serta bahan yang tak kalah krusialnya dalam pembuatan Pavlova.

“Krak!”

Belajar tentang Kerapuhan dari Pavlova yang Ambyar

Belum selesai saya berpuas diri, kawah krispi meringue di tengah itu jebol, bak plafon kamar saya yang menyedihkan. Bedanya Pavlova ini masih tetap terlihat menggiurkan dan kamar saya tentu saja tidak secantik ini.

Benar kata Donna Hay, jangan terlalu banyak menghiasi Pavlova mu dengan bahan yang memberatkan. Krim kental kocok plus dadih lemon memang perpaduan roller coaster di lidah dan kilap bintang di mata. Namun jika menumpuknya dengan takaran yang tidak proposional seperti yang saya lakukan, you'll face a disaster.

Ah well, saya masih bertekad untuk mencicipinya.

TBH, saya tahu tekstur meringue tapi tidak pernah betul-betul mencoba Pavlova. Ekspektasi tekstur renyah yang siap membanjiri rongga mulut dengan saliva dari dinding kanan kiri ketika Pavlova menyentuh gigi harus saya telan bulat-bulat begitu merasakan “marshmallowy-texture” instead of crunchiness.

Pavlova bukanlah hidangan yang tepat untuk pasien penderita diabetes karena rasanya betul-betul manis! Krim kental, dadih lemon dan buah-buahan berhasil sedikit memudarkan rasa manis yang membludak.

Ternyata Pavlova mirip dengan torched meringue di atas lemon pie. Awalnya saya sempat berjengit karena merasa seperti sedang memakan telur putih mentah yang tentu saja tidak betul!

Sempat mencari tahu di internet apakah kita bisa mengurangi kadar gula dalam Pavlova dan sayangnya tidak bisa. Mengurangi pemakaian gula dalam Pavlova justru merusak tekstur dan tidak akan menghasilkan meringue yang mengilap.

Yah paling tidak saya sudah mencoba. Saya senang dengan hasilnya walau harus sabar. Saya juga memahami kerapuhan. Tidak ada yang sanggup menahan beban berat sendiri walau nampaknya terasa ringan. Tak menyangka saya akan mempelajarinya dari sepiring Pavlova.


Ps : Untuk resep, silakan klik di sini!


Love,

Allysa

1 comment :